Seminar Peningkatan Kualitas Jaminan Pendidikan Kejuruan

Foto Bersama Seminar Peningkatan Kualitas Jaminan Pendidikan Kejuruan

Acara ini diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2014 di BP. Dikjur Semarang, diikuti oleh asesor guru – guru Se Jawa Tengah, Master Asesor dan LSP .

Narasumber expert :
1. Jan Glokouer : Direktur Eksekutif Kadin Trier
2. Claudius Marx : Direktur Eksekutif Kadin Konstanz
3. Manfred Bitter : Direktur Eksekutif Kamar Pertukangan ( HwK )

Berikut berita dari Suara Merdeka Tgl 29 Oktober 2014

SEMARANG-Kamar Dagang Industri (Kadin) Jerman menawarkan konsep pendidikan kejuruan kepada institusi pendidikan di Jawa Tengah. Konsep pembelajaran tersebut jika diterapkan ke depan mampu menekan angka pengangguran di suatu negara.

Kepala Program Kemitraan Kadin Jerman, Dr Jan Glockauer mengatakan, pendidikan kejuruan dari Jerman merupakan jaminan penting supaya perusahaan-perusahaan dapat menghadapi persaingan global. ”Pendidikan sistem ganda ini menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi kaum muda dan itu dibuktikan dengan angka pengangguran yang rendah di negara kami,” ungkapnya di sela-sela uji kompetensi guru SMK di SMK Negeri Jateng Semarang, kemarin.

Menurut dia, jantung dari pendidikan kejuruan yang berkelas adalah pada instruktur, guru dan asesor. Mereka harus memiliki keahlian dan secara metodologi cerdas dapat memberi semangat kepada peserta didik. Maka itu, konsep kualifikasi training of trainer (ToT) para pengajar di organisir dan didampingi oleh Kadin Jerman.

Seperti halnya di Indonesia, peran instruktur di Jerman juga meliputi pengembangan kompetensi, keahlian, kompetensi metodologis, kepribadian, dan kompetensi sosial. Akan tetapi instruktur di Jerman harus memiliki prasyarat kualifikasi keahlian yang menyerupai surat izin mengemudi (SIM) untuk mengajar siswa.

”Kualifikasi dan izin sebagai instruktur hanya dimiliki oleh orang-orang yang telah lulus ujian ToT. Sedangkan izin sebagai instruktur hanya didapatkan oleh orang yang mampu membuktikan bahwa dia telah tamat pendidikan kejuruan atau perguruan tinggi, dan perusahaan pemagang yang terdaftar di Kadin,” jelas Jan.

Dia menambahkan, dengan fokus pada pendidikan instruktur tersebut minat kaum muda ke sekolah kejuruan di Jerman menjadi tinggi.

Uji Kompetensi

Sementara itu Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jateng Hertoto Basuki mengatakan, untuk di Indonesia sendiri Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) harus segera dipenuhi bersama. Khususnya di sekolah kejuruan, program link and match antara satuan pendidikan dan dunia usaha juga perlu dijalankan. ”Kita perlu mendorong guru melakukan uji kompetensi, adapun hingga saat ini sudah 4.000 guru yang melaksanakan uji kompetensi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Kejuruan (BP Dikjur) Jawa Tengah, Reza Pahlevi menyampaikan, masukan dari Kadin Jerman itu dapat diimplementasikan dalam pengembangan pendidikan kejuruan di Jateng. Saat ini saja diklat guru SMK tidak hanya satu minggu, tetapi dilakukan secara bertahap mulai tatap muka, praktik langsung hingga evaluasi.

”Dengan metode tersebut kami bisa mengukur kompetensi guru. Hanya saja hal yang belum bisa diterapkan yaitu pemberian sertifikat kompetensi karena secara teknis kami harus bekerja dengan lembaga sertifikasi profesi (LSP),” jelasnya.

Scan Berita Seminar BP DIKJUR002

About

View all posts by

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *